content bg

Daniel Pertahankan "The Winning Team"

Persib kemungkinan besar bakal tetap menurunkan the winning team-nya pada saat menjamu Persija Jakarta pada pertandingan lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 di Stadion Si Jalak Harupat Soreang, Kab. Bandung, Jumat (18/3).

Satu-satunya pemain yang masih harus dipantau perkembangannya adalah Cristian Gonzales karena masih menjalani terapi akibat cedera betis pada pertandingan melawan Pelita Jaya, akhir pekan lalu.

"Saya punya 16 pemain yang dianggap the winning team. Untuk lawan Persija, kemungkinan saya pertahankan formasi the winning team itu," kata pelatih Persib, Daniel Roekito di Mes Persib, Jln. A. Yani Bandung, Selasa (15/3).

Sebagai catatan, pada saat mengalahkan Pelita Jaya 2-1, Daniel menurunkan komposisi pemain Markus Horison Rihihina (kiper), Maman Abdurahman, Abanda Herman, Muhammad Agung Pribadi (belakang), Siswanto/Gilang Angga Kusumah, Isnan Ali/Eka Ramdani, Hariono, Atep, Miljan Radovic (tengah), Matsunaga Shohei dan Cristian Gonzales/Rachmat Afandi.

Tentang kemungkinan Gonzales tetap bisa diturunkan, Daniel belum bisa memastikannya. "Sampai hari ini (kemarin, red), Gonzales masih melakukan terapi. Kita lihat perkembangannya dulu," katanya.

Pada sesi latihan Selasa (15/3), Gonzales sendiri sudah bergabung dengan rekan-rekannya. Namun, striker berdarah Uruguay ini masih berlatih ringan secara individual.

Lini belakang

Kendati tidak menutup kemungkinan sedikit rotasi, Daniel sempat mengungkapkan kalau trio pemain yang menghuni lini pertahanan, yaitu Maman, Abanda, dan Agung sudah mantap di posisinya masing-masing. Bahkan, secara khusus Daniel sempat memuji penampilan Agung yang dinilainya semakin mempersolid lini pertahanan.

"Dulu, persoalan Agung adalah mental. Tapi, sekarang semakin mantap. Secara teknis Agung cukup baik. Secara genetik, Agung juga punya naluri yang sangat baik dan punya pressing ketat," kata pelatih asal Rembang ini.

Tentang kekuatan Persija, Daniel mengatakan, secara individual para pemain "Macan Kemayoran" sangat baik. "Tapi, kita masih punya celah. Sebab, saya melihat dari sisi kolektivitas, Persija masih kurang. Itulah celah yang bisa kita manfaatkan," katanya.

Tak Risau Jika Gonzalez Absen

Jika memang tak bisa menggunakan jasa Cristian Gonzalez dalam laga melawan Persija Jakarta, Pelatih Persib Bandung Daniel Roekito tak khawatir. Menurutnya Persib masih punya penyerang lain yang bisa diandalkan untuk menjebol gawang lawan.

"Kami masih punya Airlangga Sutjipto, Rahmat Afandi dan Johan Yoga Utama. Kalau Hilton Moreira dia masih absen. Karena kena kartu merah itu sanksinya dua pertandingan," tutur Daniel.

Ia juga mengatakan, selama ini dirinya tak pernah tergantung pada satu pemain. Jadi ketika ada satu pemain yang harus absen karena akumulasi kartu atau cedera, ia punya penggantinya yang cukup sepadan.

"Gonzalez memang bagus. Dia goal getter. Naluri mencetak golnya tinggi. Selama dia dapat bola-bola bagus akan berbahaya. Jadi mungkin mengurangi sedikit saja. Tapi untuk kekuatan tim keseluruhan, tidak masalah," ucapnya.

Tapi sekali lagi Daniel tak merasa khawatir. Menurutnya permainan Fandi panggilang Rahmat Afandi dan Ronggo pangilan Airlangga Sutjipto terus meningkat. "Makanya persaingan di lini depan akan sangat ketat," tambahnya.

Persib-Persija Dipimpin Wasit Asal Malaysia

Pertandingan prestisius antara Persib Bandung kontra Persija Jakarta di Stadion Si Jalak Harupat Soreang, Kab. Bandung, Jumat (18/3), dipastikan bakal dipimpin wasit asing asal Malaysia. Pengadil yang berasal dari negeri jiran itu bernama Shokri Nor dan sudah tiba di Bandung, Rabu (16/3).

"Betul, pertandingan nanti akan dipimpin wasit asal Malaysia. Malam ini (semalam, red) sudah tiba di Bandung," kata Media Officer Panpel Persib, Irfan Suryadiredja ketika dihubungi "GM", Rabu (18/3) malam.

Berdasarkan catatan "GM", Shokri merupakan wasit asing kedua yang memimpin pertandingan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011. Wasit asing pertama yang memimpin LSI 2010/2011 adalah Suhaizi bin Shukri yang juga berasal dari Malaysia. Suhaizi memimpin laga Persija kontra Persiba Balikpapan di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, 13 Maret lalu.

Kecuali termasuk wasit senior, tidak banyak catatan yang didapatkan "GM" tentang wasit asal asal Penang ini. Hanya saja, dari penelusuran yang dilakukan "GM", pada tahun 2005, Shokri sempat memimpin laga semifinal Piala Malyasia antara Selangor FA dan Trengganu di Stadion Shah Alam Selangor. Dalam pertandingan ini, striker Persija, Bambang Pamungkas menyumbangkan dua gol untuk Selangor FA.

Catatan lain yang ditemukan "GM" di situs New Strait Times, sejumlah keputusan Shokri sempat dipermasalahkan sejumlah klub. Pada bulan Februari 2006, pelatih Selangor, Dollah Saleh sempat mengecam kepemimpinan wasit ini ketika timnya menghadapi MPPJ di Liga Super Malaysia. Saking marahnya, Dollah sempat mengatakan klubnya dirampok Shokri.

Pada tahun 2008, giliran pelatih Perak, Steve Darby yang mempersoalkan hukuman penalti yang diberikan Shokri ketika timnya menghadapi Selangor di Liga Super Malaysia. Setahun kemudian, Perlis juga mempersoalkan keputusan hukuman penalti buat timnya ketika menghadapi Kelantan di semifinal Piala Malyasia.

Kilas Balik Persib Bandung

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond ( BIVB ) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung ( PSIB ) dan National Voetball Bond ( NVB ).

Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana,Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Di Bandung pun saat itu pun sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan dipinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom.

Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.

Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.Klub- klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta.

Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta. Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya.
Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953- 1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah secretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangunkan Sekretariat Persib di Cilentah.

Awal Persib memiliki gedung yang kini berada di Jalan Gurame, adalah upaya R. Soendoro, seorang overste replubiken yang baru keluar dari LP Kebonwaru pada tahun 1949. Pada waktu itu, melalui kepengurusan yang dipimpinnya, Soendoro menghadap kepada R. Enoch yang kebetulan kawan baiknya. Dari hasil pembicaraan, Walikota mendukung dan memberikan sebidang tanah di Jalan Gurame sekarang ini.

Pada saat itu, karena kondisi keuangan yang memprihatinkan, Persib tidak memiliki dana untuk membangun gedung, Soendoro kembali menemui Walikota dan menyatakan, “ Taneuh puguh deui, tapi rapat ditiungan ku langit biru,” kata Soendoro.
Akhirnya Enoch juga membantu membangun gedung yang kemudian mengalami dua kali renovasi. Kiprah Soendoro sendiri didunia sepak bola diteruskan putranya, antara lain, Soenarto, Soenaryono, Soenarhadi, Risnandar, dan Giantoro serta cucunya Hari Susanto.

Dalam menjalankan roda organisasi beberapa nama yang juga berperan dalam berputarnya roda organisasi Persib adalah Mang Andun dan Mang Andi. Kedua kakak beradik ini adalah orang lapangan Persib. Tugas keduanya, sekarang ini dilanjutkan oleh putra dan menantunya, Endang dan Ayi sejak 90-an. Selain juga staf administrasi Turahman.

Renovasi pertama dilakukan pada kepemimpinan Kol. CPM Adella ( 1953- 1963 ). Kini sekretariat Persib di Jalan Gurame itu sudah cukup representatif, apalagi setelah Ketua Umum H. Wahyu Hamijaya ( 1994- 1998 ) merenovasi gedung tersebut sehingga menjadi kantor yang memadai untuk mewadahi berbagai kegiatan kesekretariatan Persib.

Kemampuan Persib menjaga nilai- nilai dan tradisinya serta menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tentu tidak lepas dari figur Ketua Umum bukan hanya figur yang berkemampuan mengelola organisasi dalam artian agar organisasi itu terus hidup, melainkan juga figur yang mampu menggali potensi dan mengakomodasikan kekuatan yang ada, sehingga kiprah Persib dalam kancah sepakbola nasional terus berlangsung lewat berbagai karya Persib.

Persib Makin Percaya Diri di Usia 78

Bandung - Pelatih Daniel Roekito berharap Persib bisa semakin matang, solid, dan berprestasi menginjak 78 tahun usianya yang jatuh pada Senin (14/3/2011) ini. Daniel pun berharap Persib bisa mengandaskan Persija pada pertandingan yang digelar Jumat (18/3/2011) mendatang.

"Selamat ulang tahun Persib, saya berharap ke depan Persib semakin bagus, semakin solid dan berprestasi," kata Daniel usai latihan di Stadion Siliwangi, Senin (14/3/2011).

Lebih lanjut Daniel mengatakan, kondisi timnya kini sangat kondusif dan tengah diliputi kepercayaan diri tinggi pascakemenanagan di laga tandang lalu melawan Pelita Jaya.

"Hari ini latihan untuk menjaga kondisi saja setelah melakoni pertandingan berat. BEsok kita baru masuk latihan berat," terangnya.

Daniel juga mengatakan sesuai hasil evaluasi setelah pertandingan melawan Pelita Jaya, karakter pemainnya kini mulai terbentuk, meski masih ada beberapa kekurangan sedikit.

"Anak-anak sudah banyak mengalami kemajuan. Bahkan karakter mereka sudah terbentuk tapi masih masih labil. Di sisa waktu sebelum melawan Persija kita akan mantapkan ini. Kalau sudah terbentuk, kita tak perlu lagi perhitungkan lawan, semua lawan sama," tegas Daniel mantap.

Markus : Insya Allah Juara Copa

Selain berdoa untuk dirinya yang sama-sama merayakan ulang tahun dengan Persib Bandung, Markus Haris Maulana juga berdoa bagi Persib Bandung tim yang dibelanya sejak pertengahan musim lalu. Mantan kiper Arema Indonesia ini berharap, Maung Bandung semakin sukses dan semakin jaya.

Markus juga ingin menebus kegagalan Persib tak bisa menjuarai Liga Super Indonesia (LSI) musim ini. Caranya, dengan menjadi juara Piala Copa atau Piala Indonesia.

"Di Copa, kami pasti ingin juara. Insya Allah kami bisa juara di Copa. Saya akan memberikan yang terbaik," janji pemain bernomor punggung 81 ini.

Target Menang di Karawang

Bandung - Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar memberikan target harus menang kepada anak-anak asuh Pelatih Daniel Roekito saat bertandang ke markas Pelita Jaya Karawang di Stadion Singaperbangsa Karawang, Sabtu (12/3/2011).

Target tiga poin penuh tersebut dicanangkan guna mendongkrak posisi Maung Bandung di papan klasemen Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011. Pasalnya, hingga saat ini Persib masih terpuruk di posisi 12 berada dua strip di atas calon lawannya.

Umuh pun optimistis Eka Ramdani cs bisa memenuhi target tersebut dan mengangkat kembali prestasi Persib. Optimisme tersebut muncul setelah melihat penampilan skuad Persib pada laga perdana melawan Semen Padang, Sabtu (5/3/2011) lalu.

Apalagi dengan adanya suntikan 3 pemain anyarnya, yakni Abanda Herman, Miljan Radovic, dan Matsunaga Shohei. Dengan materi pemain baru dipadu dengan skuad lama, Umuh yakin bisa mempersembahkan kemenangan kepada bobotoh.

“Di Karawang, kita harus menang. Kalau lihat kondisi anak-anak, saya optimistis kitabisa meraih poin di sana,” ujar Umuh kepada wartawan usai latihan di Stadion Siliwangi Bandung, Rabu (9/3/2011).

Umuh pun menilai semangat Cristian Gonzales cs tengah berada di puncak untuk memenangkan setiap pertandingan. Mereka diharapkan bisa menampilkan yang terbaik saat menghadapi tim berjuluk The Young Guns tersebut.

“Mental para pemain tidak ada masalah, semangatnya pun begitu tinggi untuk memenangkan pertandingan,” pungkas Umuh.

M.Agung Jadi "Tukang Jagal"

Pelatih Persib Bandung, Daniel Roekito sudah menemukan komposisi tim terbaiknya untuk menghadapi Pelita Jaya Karawang pada laga lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 di Stadion Singaperbangsa Karawang, Sabtu (12/3).

Dalam komposisi tim yang sudah dimatangkan Daniel pada sesi latihan sore di Stadion Siliwangi Bandung, Rabu (9/3), terdapat nama Muhammad Agung Pribadi di sektor pertahanan. Pemain jebolan Persib U-21 yang tidak dimainkan pada saat menghadapi Semen Padang ini, kemungkinan besar disiapkan menjadi "tukang jagal" buat duet striker Pelita Jaya, Mohd. Safee bin Mohd. Sali dan Juan Andres Nohuera Ramirez.

Dalam game internal yang digelar, Daniel menempatkan Agung bersama Maman Abdurahman dan Abanda Herman di lini pertahanan tim yang disiapkannya menjadi starter untuk lawan Pelita Jaya. Di sektor tengah, Daniel menempatkan Gilang Angga Kusumah dan Atep di sayap kiri dan kanan serta Hariono, Eka Ramdani dan Miljan Radovic. Sedangkan lini depan tetap dihuni Matsunaga Shohei dan Cristian Gonzales.

Usai latihan, Daniel membenarkan kalau ia sudah menemukan komposisi tim terbaik untuk menghadang Pelita Jaya. "Sekarang, saya sudah mendapatkan formasi paling baik. Dalam game hari ini (kemarin, red), kita matangkan taktik dan cara bermain," kata pelatih asal Rembang ini.

Selain Agung, Daniel juga sudah meminta kepada seluruh pemain belakang Persib untuk mewaspadai bola-bola terobosan dan kecepatan duet striker Pelita Jaya tersebut.

Agung siap

Kendati mengaku belum mendapatkan instruksi apa pun dari Daniel, termasuk kemungkinan diplot menjadi "tukang jagal" Safee dan Ramirez, Agung menyatakan kesiapannya untuk dimainkan pada pertandingan melawan Pelita Jaya.

"Sampai saat ini, saya belum mendapatkan instruksi apa pun dari pelatih, termasuk untuk secara khusus mengawal Safee. Tapi kalau mendapatkan kepercayaan, saya harus siap dimainkan dan menjalankan instruksi pelatih," kata Agung.