content bg

Tak Mau Malu

LINI belakang Persib akhir-akhir ini sering menjadi sorotan setelah "Maung Bandung" mengalami kekalahan beruntun sejak awal musim kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2010-2011. Dari tujuh pertandingan, termasuk melawan PSM Makassar, Persib mencatat lima kali kekalahan. Terakhir, mereka dipermalukan tuan rumah Sriwijaya FC 1-4 di Stadion Jakabaring, Palembang, Rabu (12/1) lalu.

Saat berhadapan dengan Sriwijaya, sosok pemain belakang Persib, Maman Abdurahman tidak ikut memperkuat tim. Lelaki kelahiran 12 Mei 1982 itu harus absen akibat akumulasi kartu kuning. Alhasil, Maman hanya jadi penonton.

Pada laga Minggu (16/1) menghadapi tuan rumah Bontang FC di Stadion Mulawarman, Maman kembali akan membela Persib setelah dua bulan disibukkan dengan kegiatan Timnas Indonesia pada Piala AFF 2010.

Maman mengakui, lini belakang kerap menjadi bahan empuk ketika Persib sulit meraih kemenangan. "Lini belakang menjadi sorotan, ya saya terima. Enggak bisa menghindar lagi karena kami memang kebobolan banyak. Sebagai pemain belakang saya juga malu. Namun, saya lebih termotivasi untuk bermain lebih bagus lagi," tutur mantan pemain PSIS Semarang itu.

Maman menilai, saat melawan Sriwijaya, sebenarnya gol-gol lawan bukan dari proses, tetapi karena gol-gol servis. Menurut dia, hal itu karena para pemain kurang konsentrasi. Selain itu, kerja sama tim masih lemah.

"Namun, saya pikir pertandingan kemarin sudah bagus, cuma kita kurang konsentrasi dan disiplin. Ketika servis bola-bola mati, bukan hanya tanggung jawab pemain belakang, tetapi semua pemain. Siapa pun pemain lawan harus dijaga. Disiplin dan konsentrasi," kata pemain bernomor punggung lima ini.

Maman yakin pada saat itu, teman-temannya tidak bermasalah dengan komunikasi di lapangan. Menurut dia, komunikasi berjalan lancar. Namun, karena saat itu pemain mendapat tekanan, konsentrasi menjadi hilang dan intensitas komunikasi menjadi kurang.

Terkait dengan pola empat atau tiga pemain di belakang, Maman mengaku hal itu bukan inti dari permasalahan kekalahan Persib selama ini. Sebagai pemain, ia tidak mengalami masalah. Saat ini, Persib kembali diperkuat tiga pemain belakang. Sebelumnya, ketika ditangani Daniel Darko Janackovic, Persib memasang empat pilar pertahanan.

"Memang, ketika Persib ditangani Pak Daniel Roekito saya belum dimainkan. Mungkin di timnas pola 4-4-2 terus balik ke Persib dengan formasi 3-4-3. Saya sendiri, Alhamdulillah, enggak kagok, saya sudah memahami dua formasi itu," kata Maman.

Menurut Maman, yang penting adalah permainan di lapangan dan posisi yang tepat. "Kalau sudah demikian, saya rasa tidak masalah. Saya belum tahu formasi dari pelatih seperti apa. Namun, kalau dimainkan, saya sangat siap," kata lelaki berpostur 174 cm itu.

Maman, yang memperkuat timnas sejak 2006 itu menuturkan, "The Reds Equator" Bontang FC merupakan yang tim yang bagus. "Saya menghormati mereka. Mereka berada di posisi bawah karena masalah nonteknis," ujar pemain terbaik Liga Indonesia 2006 itu.

Maman tak ingin terpengaruh dengan kemenangan Persib terdahulu di kandang Bontang. Hal itu hanya berimbas pada kepercayaan diri pemain. " Ya percaya diri itu harus, tetapi jangan berlebihan. Pertandingan-pertandingan kemarin bukan pertandingan sekarang. Kita fokus, tidak memikirkan yang kemarin. Kita percaya diri, tetapi jangan lupa diri," kata Maman.

0 komentar:

Posting Komentar