content bg

Stadion Megah di Atas Rawa

, PEMBANGUNAN megaproyek Stadion Utama Sepak Bola (SUS) Gedebage di Kel. Rancanumpang, Kec. Gedebage impian seluruh masyarakat Kota Bandung. Pembangunan yang dimulai sejak 30 September 2009 itu, direncanakan selesai akhir Desember 2011. Pelaksana proyek adalah PT Adhi Karya, sekaligus pemenang lelang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Penta Rekayasa Architecture selaku konsultan proyek, SUS Gedebage nantinya akan menjadi stadion bertaraf internasional pertama di Jabar. Seluruh tribun akan ditutupi atap yang dibuat menyerupai bentuk gendang, yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terlihat futuristik, modern, dan kokoh.

Stadion nantinya akan berkapasitas 40.000 tempat duduk. Desainnya mengikuti standar Federation International Football Association (FIFA), sebagai Football Stadium Technical Recommendation Requirements dan FIFA Safety Guidelines.

Selain itu, juga mengantongi standar Indonesia, SNI T-25-1991-03 tentang standar perencanaan stadion. SUS Gedebage, bahkan akan mengalahkan Stadion Si Jalak Harupat yang belum berstandar internasional.

Namun demikian, hingga akhir Desember 2011, pembangunan SUS tidak akan rampung 100%. Berdasarkan data, pagu anggaran untuk pembanguan SUS Gedebage 80% sebesar Rp 623 miliar (Sesuai Perda Multiyears No. 06/ 2009).

Dengan pagu anggaran yang ada, hanya bisa untuk membangun SUS sekitar 80% dari seluruh bangunan yang sudah dirancang. Artinya, stadion sudah dibangun dengan fasilitas tempat duduk, namun baru hanya dilengkapi atap untuk tribun barat.

Selain itu, area site (luas keseluruhan lokasi SUS termasuk fasilitas lainnya seluas 24,5 ha), sudah diurug seluruhnya dan lansekap serta infrastruktur sebelah timur, barat, dan selatan sudah dikerjakan.

Sementara 20% lainnya yang belum dikerjakan, yaitu lansekap sebelah utara, scoring board, atap tribun timur, utara, dan selatan, lampu sorot lapangan serta struktur penyangga atap tribun timur ditunda.

Pembangunan SUS sendiri memang mengalami keterlambatan. Hingga akhir Desember 2010, pembangunan baru mencapai 16% dari target yang ditetapkan yaitu 23%. Keterlambatan lebih disebabkan intensitas hujan di Bandung yang cukup tinggi selama tahun 2010, yaitu mencapai 61% atau sekitar 226 hari. Untuk tahun 2011 sendiri diharapkan intensitas hujan hanya 20% saja sehingga progres pembangunan bisa mencapai target.

"Kalau curah hujannya seperti tahun 2010, kemungkinan besar pembangunan akan melenceng dari target. Dengan kata lain pembangunan baru bisa selesai sekitar bulan Juni 2012. Tapi kita masih memberikan toleransi karena ini termasuk force major, karena cuaca yang tidak bersahabat. Tidak ada sanksi karena bukan faktor kesengajaan. Harus jadi bagian toleransi pemerintah dalam pengerjaan," tutur Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda kepada wartawan, usai meninjau perkembangan pembangunan stadion seluas 5.000 m2 itu, beberapa waktu lalu.

Untuk tahun 2011, anggaran yang disiapkan sebesar Rp 373 miliar. Sesuai kesepakatan, pembiayaan untuk stadion itu 60% dari Pemkot Bandung dan 40% sisanya dari Pemprov Jabar. Sedangkan pembiayaan yang sudah dikeluarkan selama tahun 2010, sebesar Rp 182 miliar.

Kendala tanah

Sebagai stadion megah pertama di Kota Bandung bahkan Jawa Barat, pembangunan SUS Gedebage memang memiliki kendala terkait kontur tanah di lokasi pembangunan yang berbeda dengan kontur di daerah lainnya. Kontur tanah lunak bekas rawa, cukup memberi waktu panjang dalam proses pembangunan stadion.

Bangunan SUS Gedebage akan dibangun setinggi 5 meter dari permukaan tanah. Hal itu dilakukan untuk mengejar elevasi banjir yang biasa terjadi di daerah tersebut. Namun karena lahan yang digunakan lunak, maka ketinggian akan turun 1,7 meter hingga ketinggiannya menjadi 3,3 meter.

Dibangunnya stadion di atas tanah lunak, membuat kontraktor melakukan proses rekayasa teknologi untuk memadatkan tanah. Selain itu, rekayasa teknologi juga dilakukan agar proses pemadatan tidak memerlukan waktu lama.

Proses tersebut disebut Prefabricated Vertikal Drain (PVD). Secara harfiah, teknik tersebut akan dilakukan untuk mengeluarkan air dari dalam tanah. Dengan demikian, tanah lunak setinggi 30 meter di lokasi tersebut yang secara alami padat dalam puluhan tahun, dengan teknik PVD dapat dipadatkan dalam beberapa bulan saja.

PVD sendiri merupakan suatu material fabricated yang biasanya dikombinasikan dengan pekerjaan pre-load berupa timbunan tanah. Maksudnya adalah untuk memberikan beban pada tanah sehingga air yang terkandung dalam tanah bisa termobilisasi dengan lebih cepat.

Untuk menimbun site area seluas 24,5 ha, diperlukan 830 ribu m3 tanah yang diambil dari beberapa quory seperti dari Jatinangor, Batujajar, dan Baleendah. Pembangunan juga sempat terhambat, karena molornya pembukaan akses dari jalan Tol Padaleunyi

0 komentar:

Posting Komentar